--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Dokter Lo Siaw Ging

Dokter Lo Siaw Ging adalah seorang dokter dari Solo yang terkenal karena kedermawanan dan kehebatannya dalam mengobati pasien. Lahir dari keluarga pengusaha, tidak membuat dokter hebat satu ini menjadi penjual obat. Beliau tidak sudi berdagang, karena beliau adalah seorang dokter, seorang penyembuh. Berikut ini Trigonal Media berikan ulasannya untuk Anda.

dr Lo Siaw Ging

Biodata

Nama asli: Lo Siaw Ging
Tempat dan Tanggal lahir: Magelang, 16 Agustus 1934
Kewarganegaraan: Indonesia
Pekerjaan: Dokter

Media Sosial

Facebook: tidak ada yang resmi
Twitter: tidak ada yang resmi
Instagram: tidak ada yang resmi
Youtube: tidak ada yang resmi
Situs: tidak ada yang resmi

Biografi Singkat

Pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini semakin jauh dari kata baik, bahkan cukup pun belum. Berbagai masalah menghadang, mulai dari ketidakprofesionalan para perangkat kesehatan, peralatan yang kurang memadai, dan biaya yang tak kunjung bisa ditekan walaupun untuk Si Miskin.
Sangat disesalkan masalah-masalah itu semua seakan tak kunjung hilang malah semakin semrawut. Dunia kesehatan Indonesia butuh seorang tokoh yang bisa jadi panutan. Salah satu nama yang sangat sesuai untuk menjadi teladan adalah dokter Lo Siaw Ging.
Dokter Lo Siaw Ging adalah seorang dokter sederhana yang tinggal di Jalan Jagalan 27, Kelurahan Jebres, Kota Solo. Beliau lahir di Magelang, pada tanggal 16 Agustus 1934 dan mempunyai seorang istri yang bernama Maria Gan May Kwee alias Maria Gandi, tetapi sayang beliau belum dikaruniai keturunan.
dokter lo siaw ging
Dalam mengobati pasiennya dokter Lo Siaw Ging tidak pernah meminta bayaran apalagi menetapkan tarif. Maka dapat dipastikan, sebagian besar pasien yang datang ke tempat praktek dokter Lo Siaw Ging adalah orang yang tidak mampu secara ekonomi, tidak hanya dari kota Solo tapi juga kota-kota lainnya.
Cara kerja mantan direktur rumah sakit Kasih Ibu itu, membuat dia justru harus membayar tagihan dari apotek atas resep-resep yang diambil para pasiennya. Hal ini tak terhindarkan, karena ada saja pasien yang benar-benar tak punya uang untuk menebus obat atau karena penyakitnya memerlukan obat segera, padahal si pasien tak membawa cukup uang.
Dalam kondisi seperti itu, biasanya setelah memeriksa dan menuliskan resep untuk sang pasien, Lo langsung meminta pasien dan keluarganya menebus obat ke apotek yang memang telah menjadi langganannya. Pasien atau keluarganya cukup membawa resep yang telah ditandatangani dokter Lo, petugas di apotek pun akan memberikan obat yang diminta. Pada setiap akhir bulan, barulah pihak apotek menagih biaya pembelian obat tersebut kepada Lo. Besar tagihannya bervariasi, dari ratusan ribu sampai jutaan rupiah per bulan.
Bahkan, pasien tak mampu yang menderita sakit parah pun tanpa ragu dikirim Lo ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dengan mengantongi surat dari dokter Lo, pasien biasanya diterima pihak rumah sakit, yang lalu membebankan biaya perawatan kepada Lo.
Satu lagi hal yang patut diteladani dari beliau adalah, beliau selalu ada saat pasien membutuhkannya. Seperti yang diungkapkan oleh Lies (55), ibu dua anak, warga Kepatihan Kulon, Solo, yang selama puluhan tahun menjadi pasiennya mengatakan, ”Dokter Lo praktik pagi dan malam. Setiap kali saya datang tak pernah tutup. Sepertinya, dokter Lo selalu ada kapan pun kami memerlukan.” Dokter Lo memiliki kepribadian yang tegas, beliau sering memarahi pasiennya yang telat berobat padahal penyakitnya sudah parah.
Dokter Lo mempunyai dua orang yang menjadi inspirasinya selama ini, yaitu seorang dokter di Solo yang dikenal dengan nama dokter Oen, seniornya, dan sang ayah.
Lo selalu ingat pesan ayahnya saat memutuskan belajar di sekolah kedokteran. ”Ayah saya berkali-kali mengatakan, kalau saya mau jadi dokter, ya jangan dagang. Kalau mau dagang, jangan jadi dokter. Makanya, siapa pun orang yang datang ke sini, miskin atau kaya, saya harus terbuka. Saya tidak pasang tarif,” kata Lo yang namanya masuk dalam buku Kitab Solo itu.
Papan praktik dokter pun selama bertahun-tahun tak pernah dia pasang. Kalau belakangan ini dia memasang papan nama praktik dokternya, itu karena harus memenuhi peraturan pemerintah.
Tentang peran dokter Oen dalam dirinya, Lo bercerita, selama sekitar 15 tahun dia bekerja kepada dokter Oen yang dia jadikan sebagai panutan. ”Dokter Oen itu jiwa sosialnya tinggi dan kehidupan sehari-harinya sederhana,” ujarnya.
Dari kedua orang itulah, Lo belajar bahwa kebahagiaan justru muncul saat kita bisa berbuat sesuatu bagi sesama. ”Ini bukan berarti saya tak menerima bayaran dari pasien, tetapi kepuasan bisa membantu sesama yang tidak bisa dibayar dengan uang,” katanya sambil bercerita, sebagian pasien yang datang dari desa suka membawakan pisang untuknya.
Gaya hidup sederhana membuat Lo merasa pendapatan sebagai dokter bisa lebih dari cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. ”Kebutuhan kami hanya makan. Lagi pula orang seumur saya, seberapa banyak sih makannya?” ujar Lo santai.
 

Fakta

Berikut ini beberapa fakta yang mungkin tidak Anda ketahui mengenai dokter Lo Siaw GIng:
  • Ayahnya bernama Lo Ban Tjiang dan ibunya bernama Liem Hwat Nio
  • Ayah dokter Lo adalah seorang pengusaha tembakau
  • Beliau adalah mantan direktur Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo periode 1981-2004
  • Pertama kali menjadi dokter tahun 1963 dan bekerja di poliklinik Tsi Sheng Yuan
  • Pada saat terjadi kerusuhan Mei 1998, dokter Lo tetap membuka praktik dan para tetangganyalah yang menjaga rumah beliau
 

Kutipan Bijak

Berikut ini adalah beberapa kutipan bijaksana dari dokter Lo:
  • Menjadi dokter itu memang harus menolong yang sakit dan miskin. Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang.
  • Selama tubuh saya masih bisa bekerja, saya akan melayani.
  • Siapa pun yang datang kemari, miskin atau kaya, layak memperoleh pelayanan yang memadai.
  • Menolong orang seharusnya jangan dengan diskriminasi dan seluruh pekerjaan harus dikerjakan dengan kesungguhan.
  • Profesi penyembuh adalah menolong yang sakit bukannya menjual obat.
  • Seorang dokter hanya akan pensiun jika sudah tidak ada lagi yang bisa dilakukan.
  • Pelayananku memberiku kepuasan yang tidak dapat dibeli dengan uang.
 
Anda bebas menggunakan, mengubah, atau menyebarluaskan artikel di halaman ini, tapi mohon sertakan tautan hidup ke situs web ini. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
1. Wismabrata. 2013. Dr Lo: Kalau Mau Kaya Ya Jangan Jadi Dokter, tapi Pedagang: regional.kompas.com
2. Wikipedia. 2014. Lo Siaw Ging: id.wikipedia.org
3. Esvandi. 2013. Kisah dr Lo di Solo, Dokter yang Tak Pernah Minta Bayaran ke Pasiennya: tribunnews.com 
Gambar:
1. sosbud.kompasiana.com
2. assets.kompas.com