--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Cara Menjadi Penerjemah

Cara menjadi penerjemah memang bukan perkara yang sulit tapi juga bukan perkara yang mudah. Dibutuhkan lebih dari sekedar pintar berbahasa asing, kemampuan teknis dan non-teknis juga harus dimiliki jika ingin menjadi penerjemah komersil dan sukses. Bingung? Silakan simak panduan Trigonal Media mengenai bagaimana caranya menjadi penerjemah sukses berikut ini.

Cara Menjadi Penerjemah

Sebenarnya hanya diperlukan 4 langkah mudah untuk menjadi penerjemah, yaitu:

  1. Kuasai bahasa asing sedalam mungkin
  2. Siapkan surat lamaran + CV
  3. Kirimkan surat lamaran + CV tersebut ke agensi penerjemahan atau penerbit
  4. Tunggu ada yang memberikan tes atau proyek penerjemahan

Ya memang semudah dan sesederhana itu. Tapi, tentu saja ada beberapa trik dan tips yang bisa saya bagikan sesuai dengan pengalaman saya sebagai penerjemah lepas atau freelance translator yang belum seberapa. Mohon koreksi dan tambahan dari pembaca sekalian.

Tempat mempelajari dunia penerjemahan

Terdapat beberapa tempat daring yang bisa digunakan untuk mempelajari dunia penerjemahan, antara lain:

  1. Grup Facebook Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI)
    Gunakan akun Facebook dengan nama dan foto sopan dan kalau bisa asli. Jangan gunakan Facebook "alay" untuk izin bergabung, karena kemungkinan besar akan ditolak.
  2. Milis Bahtera (Bahasa dan Terjemahan)
    Lalu lintas email milis Bahtera ini sangat padat, terkadang bisa sampai ratusan email perhari. Tetapi ilmu yang didapat akan sangat berharga bagi Anda.

Aturan umum dari kedua tempat tersebut adalah:

  • Gunakan nama sopan.
  • Gunakan foto sopan.
  • Gunakan bahasa yang sopan.
  • Jangan sok tahu. Ingat bedakan antara memberikan saran atau pendapat dengan sok tahu.
  • Jangan bertanya jika jawabannya bisa dengan mudah Anda temukan di Google.
  • Jika ingin bertanya tentang terjemahan suatu istilah, berikan dulu hasil terjemahan versi Anda.
  • Jangan memaksa anggota lain untuk memberikan jawaban dari pertanyaan Anda. Tidak semua orang online setiap saat dan tidak semua orang mau membantu Anda.
  • Ingat! Anda berhak bertanya dan orang lain pun berhak untuk tidak menjawab.

Jika Anda lebih tertarik artikel dunia penerjemahan dalam bentuk blog, silakan baca:

  1. Blog Femmy Syahrani
    Mbak Femmy Syahrani adalah penerjemah senior dengan latar belakang pendidikan teknik kimia.
  2. Blog Penerjemahan
    Blog yang mengupas tuntas dunia penerjemahan, diasuh oleh beberapa penerjemah senior.
  3. Blog Dina Begum
    Mbak Dina adalah penerjemah buku senior, banyak karyanya yang bisa Anda lihat di toko buku.

Cover letter dan CV penerjemah

Buatlah cover letter atau surat lamaran yang padat dan tidak bertele-tele, 3 atau 4 paragraf sudah cukup. Begitu pun juga dengan CV, buatlah isi CV sebanyak 1 halaman atau maksimal 2 halaman. Tampilkan semua kemampuan Anda yang berhubungan dengan dunia penerjemahan, selain itu jangan masukkan.

Ingat! Manajer yang akan membaca surat lamaran dan CV Anda juga membaca puluhan bahkan mungkin ribuan dokumen lamaran lain. Jadi, buatlah cover letter dan CV sesingkat dan semenarik mungkin.

Contoh, jangan sebutkan semua jenjang pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi, cukup pendidikan terakhir Anda saja. Kecuali, jika Anda pernah bersekolah dari SD sampai SMP di Inggris, dan Anda melamar sebagai penerjemah bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia, tentu saja ini berkaitan dengan dunia penerjemahan serta dapat meyakinkan klien bahwa Anda memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang baik.

Dikutip dari Lamfaro1, berikut ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan ketika menyusun CV penerjemah:

  • CV sebaiknya singkat dan jelas. Maksimal 2 halaman, lebih baik lagi 1 halaman.
  • Tuliskan pasangan bahasa yang dikuasai.
  • Cantumkan informasi yang perlu saja.
  • Tampilkan bidang atau spesialisasi yang diminati.
  • Sebutkan layanan yang diberikan. Misalnya, penerjemahan atau penyuntingan atau juru bahasa atau bisa semuanya.
  • Titik beratkan pada keterampilan, pengalaman, serta kualitas sebagai penerjemah.
  • Tuliskan pengalaman terkait kemampuan teknik penerjemahan. Misalnya, kursus atau pelatihan yang pernah diikuti. Masukkan pula website atau blog jika ada, karena menunjukkan keterampilan menulis.
  • Sebutkan kemampuan menggunakan perangkat lunak, misalnya, MS Office, atau CAT Tools kalau ada.
  • Lampirkan contoh terjemahan beserta teks bahasa sumbernya.
  • Jangan lupa menuliskan informasi kontak. Yang paling utama adalah e-mail dan nomor telepon. Masukkan pula alamat blog atau website kalau ada. Jika kita mengincar klien luar negeri, tak ada salahnya menambahkan info zona waktu tempat tinggal kita.
  • Hindari salah eja atau penempatan yang tidak rapi.

Sedangkan untuk tips lain mengenai pembuatan cover letter dan CV, saya salin rekat dari blog Mbak Maria Perdana2:

    1. Saya tidak pernah menulis surat lamaran (cover letter) lebih dari tujuh baris ketika mengirim dalam bentuk email.
      Alasan:
      Si penerima mungkin membaca email tersebut lewat perangkat seluler. Kalau surat lamaran terlalu panjang, bisa jadi dia akan menunda untuk membaca, dan menunda lagi, dan akhirnya lupa. Ingat, yang melamar bukan cuma kita.
      Solusi:
      Hindari kalimat yang bertele-tele. Tetaplah sopan namun usahakan cut to the chase. Hindari kalimat-kalimat standar surat lamaran seperti “besar harapan saya bahwa Bapak/Ibu akan mempertimbangkan lamaran ini” atau yang sejenisnya.

    2. Saya tidak pernah melampirkan CV lebih dari tiga halaman. Saya juga menghindari pelampiran berjenis-jenis dokumen yang menurut saya tidak relevan seperti ijazah dan NPWP, ini semua dokumen yang tidak relevan untuk melamar ke agensi penerjemahan luar negeri. Curigalah jika suatu agensi tiba-tiba meminta ijazah sekolah. Agensi luar negeri yang seperti ini punya mekanisme penyaringan lamaran yang buruk.
      Alasan:
      CV yang terlalu panjang dan lampiran yang terlalu banyak itu membingungkan. Dan sebenarnya tidak ada yang memperhatikan jumlah proyek yang sudah pernah kita kerjakan. Yang akan mereka perhatikan adalah nama klien. Makin tinggi nama klien kita, biasanya mereka akan makin tertarik, apalagi biasanya mereka hanya akan membaca CV selayang pandang.
      Solusi:
      Manfaatkan asosiasi mereka terhadap keterkenalan klien lampau. Contohnya seperti ini: Jika kita pernah mengerjakan 100 halaman untuk situs web lokal kukuruyuk dot com dan pernah mengerjakan 10 baris kalimat untuk Yahoo, letakkan Yahoo di baris atas CV dan kemudian situs web kukuruyuk dot com di bawahnya.
      Tambahan:
      Jika belum memiliki pengalaman bekerja untuk klien high profile, manfaatkan pengalaman kerja yang sudah ada dan tulis sedemikian rupa sehingga “terbaca” seperti high profile. Contoh: “100 pages of translation for a famous marketing website in Indonesia” untuk menyertakan si kukuruyuk dot com, yang sebenarnya adalah web lokal yang mungkin tidak dipahami oleh orang bule dan memiliki peringkat yang kurang jelas. Manfaatkan sedikit marketing gimmick – ingat, kita ini sedang menjual diri.

    3. Saya tidak pernah menyebutkan kompetensi secara spesifik, proyek besar yang pernah saya tangani, atau bahkan kompetensi CAT Tools saya dengan spesifik, bila tidak ditanya secara langsung. Pendeknya, saya menghindari penulisan hal berbau teknis dalam surat lamaran.
      Alasan:
      Saya menemukan bahwa jika saya terlalu banyak menyebutkan kompetensi dalam email, jumlah baris email akan bertambah dan saya akan terdengar makin sombong. Percaya diri itu adalah hal yang baik, tapi ingat bahwa ada batas tipis antara percaya diri dan sombong.
      Solusi:
      Tuliskan kalimat yang “menggoda”. Contoh (misalkan, mereka bertanya apakah kita bisa menggunakan Trados 2011): “I work mainly using Trados 2011 and have been an enthusiast user for 10 years to date.” Kata-kata “enthusiast user” meyiratkan kompetensi level profesional tanpa berbicara soal teknis. Masalah apakah pernah jadi pelatih Trados, atau sudah lulus Trados competency test tingkat dewa, biarlah mereka baca di CV saja. Ini tidak perlu diterangkan dalam surat lamaran kecuali jika mereka menanyakan hal itu secara terang-terangan.
      Tambahan:
      Jika belum pernah samasekali menggunakan CAT Tools (dan tidak tahu apa itu CAT tools), hindari melamar ke agensi penerjemahan yang mensyaratkan kompetensi ini. Namun bila pernah sekadar “icip-icip” dan belum menyeriusi penggunaan CAT tools, saya memilih untuk bersikap sedikit nekad (tanpa berbohong). Katakan bahwa “I have some experiences in using Catalyst and eager to explore the tool more”. Ini sebenarnya sama artinya dengan: “saya belum terlalu bisa sih, tapi kayaknya bisa belajar kalau Anda mau menyewa saya“.

    4. Sebelum saya menulis lamaran, saya melakukan penelitian singkat untuk melihat tipe perusahaan – tepatnya, saya memperhatikan lokasi perusahaan.
      Alasan:
      Lain padang, lain belalang. Orang Eropa pada umumnya cenderung sopan namun tegas dalam hal prosedur, orang Tiongkok cenderung manis dalam berkata-kata namun mudah panik, orang Singapura terbaca getas dan dingin dalam emailnya, sedangkan orang Amerika cenderung santai dan tidak mudah naik darah. Saya selalu berhati-hati ketika menghadapi kebangsaan India dan Timur Tengah karena mereka cenderung bersikap persuasif dan memaksa.
      Solusi:
      Ingatlah selalu untuk menata bahasa sesuai dengan pembaca sasaran. Banyak agensi penerjemahan yang tidak bisa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris yang baik (walaupun komunikasi dilakukan dalam bahasa Inggris), jadi saya menghindari penggunaan kata-kata yang terlalu tinggi seperti “I acknowledge” dalam komunikasi dengan orang Tiongkok dan gantilah dengan “I understand“. Lain halnya dengan kebangsaan Inggris, saya selalu bersiap untuk bicara sedikit kompleks dengan kata-kata yang sedikit rumit. Selisih komunikasi adalah hal yang mengerikan, dan saya tidak mau dicap tidak sopan atau sombong gara-gara pemilihan kata-kata bahasa Inggris yang terlalu menyeramkan atau tidak pada tempatnya.

    5. Bagian terakhir yang sering membuat bingung adalah referensi. Sama seperti isi CV, referensi yang berbau nama “besar” akan lebih mudah menarik perhatian (misalkan, nama ketua HPI sebagai pemberi referensi Anda). Namun ada hal lain di balik ini, yaitu bahwa calon klien ingin mengetahui seberapa dekat hubungan kita dengan klien di masa lampau. Jika kita tidak bisa memberikan satu pun nama klien lampau yang dapat dihubungi untuk dimintai referensi, maka lamaran berakhir sudah sampai di sini. Ini memang menyedihkan dan saya mengakui bahwa dulu hambatan utama saya adalah referensi. Akhirnya saya belajar untuk membina hubungan baik dengan klien melalui pekerjaan, dengan berusaha untuk mengerjakan setiap pekerjaan dan menyelipkan satu atau dua patah kata obrolan di tengah email pekerjaan kami, agar klien bisa mengingat saya dan tidak akan keberatan bila saya mengajukan namanya sebagai referensi di kemudian hari.

Cara melamar ke agensi penerjemahan

Setelah Anda berhasil membuat cover letter dan CV yang memikat, langkah selanjutnya adalah mengirimkan lamaran tersebut ke agensi penerjemahan. Untuk mempermudah dan menyederhanakan langkah ini, lebih baik kirimkan melalui email.

Silakan daftar akun gratis kemudian cari alamat email agensi penerjemahan di situs-situs berikut ini:

Kedua situs tersebut memuat ribuan agensi penerjemahan, silakan kirimkan lamaran sebanyak mungkin, sehingga kemungkinan ada yang membalas semakin besar.

Terkadang agensi penerjemahan atau klien mengumumkan lowongan penerjemah di situs tersebut. Jika Anda melihat banyak persyaratan yang diminta, misalnya pengalaman jadi penerjemah minimal 2 tahun atau memiliki latar belakang pendidikan di bidang hukum, jangan hiraukan! Kirimkan saja lamarannya, siapa tahu ini adalah rezeki Anda. Kecuali jika memang subjek terjemahan benar-benar tidak Anda kuasai, maka lebih baik mundur teratur.

Perlu diingat, sebagian besar agensi yang dimuat di dua situs di atas adalah agensi luar negeri, jadi gunakan cover letter dan CV berbahasa Inggris.

Cara melamar ke penerbit buku

Saya sendiri tidak pernah menerjemahkan buku untuk diterbitkan, hanya pernah beberapa kali untuk kalangan terbatas. Jadi, silakan kunjungi beberapa tautan mengenai seluk beluk melamar sebagai penerjemah buku:

 

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel:
1. Lamfaro. CV Penerjemah, Perlu Dibuat Berbeda. Diakses pada tanggal: 15/10/2015
2. Maria Perdana. Soal Lamar-Melamar ke Agensi Penerjemahan. Diakses pada tanggal: 15/10/2015
Gambar:
Dokumen pribadi