--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Benarkah “Dukun Cilik” Ponari Sekarang Miskin?

Masih ingatkah Anda dengan Ponari? Dia adalah seorang anak yang sempat menghebohkan Indonesia pada tahun 2009 silam, karena “kemampuannya” untuk menyembuhkan penyakit hanya dengan menggunakan batu yang dicelupkan ke dalam air. Dengan banyaknya uang yang didapat ketika masih jayanya tersebut, benarkah sekarang Ponari jatuh miskin?

batu ajaib ponari

Ponari sekarang sudah kelas VIII Tsanawiyah, telat tiga tahun dari yang seharusnya. Karena kesibukan mengobati pasienlah, sehingga Ponari memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah dan tidak mengikuti ujian nasional.

Kemudian sejak bulan Maret 2009, kegiatan praktik pengobatan yang dilakukan Ponari sudah dihentikan polisi. Salah satu penyebabnya adalah seorang pasien Ponari meninggal dunia akibat berdesak-desakan.

Tetapi, sebenarnya, sampai sekarang pun Ponari masih menerima pasien yang ingin berobat, walaupun jumlah pasien yang datang sangat sedikit.

Dari sumbangan para pasiennya, Ponari berhasil mengumpulkan uang lebih dari 1 miliar. Dengan uang itu, dia membuat rumah, membeli sawah, kendaraan, dan menginfakkannya kepada masyarakat.

Tetapi, ketika Trigonal Media berusaha untuk mencari tahu keadaan ekonomi Ponari saat ini, ditemukan beberapa artikel dari sumber yang berbeda. Berikut kutipan berita tersebut:

1. Artikel dari Sindonews.com 1,

Namun meski demikian tak jarang keluarga Ponari meminjam uang tunai ke sanak familinya karena terhimpit oleh kebutuhan yang mendesak.

Mukaromah ibu Ponari mengakui meski sudah memiliki sawah dan tegalan yang luas terkadang dia juga mengalami kesulitan masalah keuangan. Namun semua masih bisa dia atasi dengan cara meminjam uang kepada sanak familinya, baru setelah panen tiba keluarga Ponari bisa membayar utangnya tersebut.

Menurut Wagisan tetangga Mukaromah kehidupan Ponari saat ini sudah jauh lebih baik dibandingkan sebelum tenar dulu.

Namun Wagisan mengaku bangga karena meski sudah kaya namun gaya hidup Ponari dan keluarganya ternyata masih sangat sederhana.

Apalagi dengan kekayaan asetnya saat ini Ponari tidak menikmatinya sendiri tetapi juga diserahkan pengelolaannya kepada sanak familinya. Itu sebabnya keluarga Ponari kadang sampai mengalami kesulitan masalah keuangan.
 
Tak hanya Wagisan, Kepala Dusun Kedungsari Mukhlison juga menyatakan hal yang sama. Mukhlison membantah pemberitaan yang menyebut Ponari kini jatuh melarat. Menurut Mukhlison aset ponari sampai saat ini masih utuh seperti sawah lebih dari 2 hektare,  tanah tegalan hampir 1 hektare, dan rumah.

Mukhlison menduga pemberitaan tersebut mencuat diduga karena gaya hidup keluarga Ponari sendiri yang memang dermawan dan sangat sederhana.

Bahkan saat mendapat harta melimpah dan pasiennya membludak 2009 lalu, keluarga Ponari dengan sukarela menghibahkan uangnya hingga ratusan juta rupiah untuk masyarakat.

Diantaranya adalah untuk pembangunan masjid sebesar Rp260 juta, pembangunan musala di dekat rumahnya, pembangunan jalan menuju Gang Ponari, dan pembangunan gapura makam.

2. Artikel dari Kompas.com 2,

Keluarga menyebut hasil dari pengobatan Ponari sempat terkumpul uang Rp 1 miliar lebih.

Dengan uang sebanyak itu, dia mampu membangun rumah yang sangat layak, membeli dua bidang sawah seluas dua hektar, sepeda motor, dan perabotan rumah tangga.

Namun, kini, uang tersebut sudah habis. Kondisi ekonomi keluarganya pun kembali seperti semula.

Bahkan, ibunda Ponari, Mukaromah, mengalami kesulitan keuangan untuk melahirkan putra keduanya.

3. Artikel dari Detiknews 3,

Saat ribuan orang menyerbu rumahnya awal 2009 lalu, pundi-pundi rupiah terus mengalir ke kantong Mukaromah. Dia mengaku saat itu sempat terkumpul uang Rp 1 miliar lebih dari pasien yang datang. Dengan uang sebanyak itu, dia mampu membangun rumah yang sangat layak, membeli 2 bidang sawah seluas 2 hektar, sepeda motor, dan perabotan rumah tangga.

Menurut dia, uang yang jumlahnya fantastis bagi orang kampung itu kini telah habis. Kondisi ekonomi keluarganya pun kembali seperti semula. Ibu dua anak ini mengeluhkan biaya sekolah Ponari yang tergolong mahal. Padahal biaya ujian akhir semester itu hanya Rp 250.000. Bahkan, untuk melahirkan putra ke duanya Juli 2014, dia kalang kabut mengurus BPJS Kesehatan kelas 3.

Terdapat dua isi berita di sini, Sindonews menyatakan bahwa kondisi keuangan Ponari baik-baik saja, hanya saja karena uang pendapatan Ponari sudah habis dibelikan sawah dan kebutuhan lainnya, maka untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka harus berhutang dan membayarnya ketika panen tiba.

Sedangkan Kompas dan Detiknews memberitakan bahwa harta melimpah penghasilan Ponari sudah habis dan kehidupan ekonomi mereka sudah kembali seperti semula.

Dari beberapa sumber berita tersebut, bisa kita tarik kesimpulan bahwa sebenarnya Ponari tidak melarat, keluarganya masih kaya tetapi kekayaannya tidak dalam bentuk uang. Sebagian besar uangnya sudah habis digunakan untuk membeli sawah. Karena tidak memiliki kekayaan dalam bentuk uang, maka mereka pun kembali ke kehidupan lama mereka yaitu kehidupan sederhana.

Sebagai petani, tentu saja penghasilan keluarga Ponari tergantung dari masa panen, bisa tiga atau empat bulan sekali. Jadi ketika mereka tidak memiliki uang simpanan, maka terpaksa mereka harus berhutang dahulu kepada tetangga atau kerabat. Bagaimana jika panen gagal? Hmm…

Lalu jika ada pertanyaan mengapa mereka tidak menggunakan uang tersebut untuk bisnis yang lebih menguntungkan. Dari pengamatan saya, mereka tidak mau berandai-andai, mereka hanya ingin menggunakan uang tersebut di bidang yang mereka kuasai yaitu pertanian.

Tapi mungkin juga karena tingkat pendidikan mereka yang tidak begitu tinggi, sehingga mereka tidak berpikir terlalu jauh. Atau paling ekstrem, hanya sebagai prestise, karena masyarakat di daerah tersebut masih menganggap bahwa semakin banyak sawah maka kedudukan akan semakin tinggi.

Di sini saya hanya memaparkan berdasarkan rangkuman berita, sedangkan kejadian sebenarnya saya sendiri tidak tahu. Saya tidak pernah bertemu atau mengorek langsung informasi dari narasumber tepercaya.

Jika Anda mengetahui keadaan sebenarnya dari keluarga Ponari, jangan sungkan untuk menceritakannya di kolom komentar atau kirimkan pesan kepada saya. Terima kasih.

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel:
1. Mukhtar Bagus. Meski Aset Melimpah, Ponari Kerap Pinjam Uang untuk Makan. Diakses pada tanggal: 25/07/2016
2. Farid Assifa. Sempat Kaya Raya, Begini Nasib Dukun Cilik Ponari Sekarang. Diakses pada tanggal: 25/07/2016
3. Enggran Eko Budianto. Jejak Ponari Si Dukun Cilik: Raup Uang Rp 1 M, untuk Bangun Rumah dan Beli Sawah. Diakses pada tanggal: 25/07/2016