--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar memegang peranan sangat penting dalam kesuksesan seorang siswa bahkan sebuah bangsa. Simak ulasan Trigonal Pendidikan berikut ini.

Proses Belajar Mengajar

Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu interaksi antara siswa dengan guru dalam rangka mencapai tujuan. Dengan definisi di atas dapat dipahami bahwa terjadinya perilaku belajar pada pihak siswa dan perilaku mengajar pada pihak guru tidak berlangsung dari satu arah melainkan terjadi secara timbal balik, dimana kedua belah pihak berperan dan berbuat secara aktif di dalam suatu kerangka kerja dan dengan menggunakan cara dan kerangka berfikir yang seyogyannya dipahami dan disepakati bersama. Tujuan interaksi belajar pada pihak siswa dan mengajar pada pihak guru merupakan titik temu dan bersifat mengikat, serta mengarahkan aktivitas kedua belah pihak.

Kriteria keberhasilan secara keseluruhan proses interaksi belajar mengajar akan merupakan suatu rangkaian aktivitas yang hendaknya ditimbang atau dievaluasi pada tercapai tidaknya tujuan.

Proses Belajar Mengajar (PBM) dapat dilihat adanya perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa. Guru dapat dikatakan mengajarnya berhasil kalau perubahan yang diharapakan terjadi pada perilaku dan pribadi siswanya. Begitu juga dengan siswa dapat dikatakan belajarnya berhasil kalau ia telah mengalami perubahan-perubahan setelah menjalani proses belajar tersebut pada pribadinya seperti yang diharapkan gurunya.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar

a.    Faktor internal, yaitu faktor dari dalam diri individu seperti:

  1. Minat
    Minat merupakan kesadaran seseorang bahwa suatu objek, suatu soal, atau suatu situasi ada sangkut paut dengan dirinya. Bila kita perhatikan, bahwa hasil belajar dapat menumbuhkan minat dan mempertinggi aktivitas belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa antara minat dan belajar serta hasil belajar terdapat hubungan yang saling berkaitan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa minat merupakan potensi milik individu yang apabila diarahkan dan dikembangkan secara optimal akan diperoleh hasil yang diharapakan oleh siswa.
  2. Motivasi
    Seseorang berhasil dalam belajar karena ada dorongan ia ingin belajar. Dorongan belajar oleh para psikologi pendidikan disebut motivasi. Ada dua macam motivasi, yaitu :
    a)    Motivasi internal, yakni dorongan yang timbul dari dalam diri individu.
    b)    Motivasi external, yakni dorongan yang timbul dari luar diri individu. Hal ini sangat penting untuk diberikan kepada siswa guna meningkatkan semangat siswa untuk belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Slameto (1987:58): “Bahwa dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong agar siswa dapat belajar dengan baik atau padanya mempunyai motivasi untuk berfikir dan memusatkan perhatian merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan/ menunjang belajar”.
    Motivasi di atas dapat juga ditanamkan kepada diri siswa dengan cara memberikan latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan yang kadang-kadang juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Motivasi untuk belajar terdiri dari pengertian yang jelas tentang apa yang dipelajari dan tentang alasan mengapa dipelajari. Dengan memperhatikan unsur motivasi tersebut, proses belajar mungkin pada permulaan yang baik. Penghargaan terhadap nilai motivasi itu, tergantung pada pengalaman.
    Hampir semua ahli psikologi merasakan bahwa beberapa bentuk motivasi mungkin merupakakan unsur tunggal yang paling penting untuk belajar yang efisien. Ini merupakan papan lompatan yang akan melontarkan pada suatu kondisi dimana faktor-faktor lain dalam proses belajar akan mulai bergerak sehingga pada akhirnya akan bergabung untuk menciptakan belajar.
  3. Konsentrasi
    konsentrasi memusatkan segenap perhatian pada situasi belajar mengajar. Perlu kita pahami bahwa perhatian tidak sama dengan konsentrasi. Konsentrasi sifatnya lebih kuat dan terfokus. Konsentrasi dapat memberikan hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan hanya sekedar perhatian saja. Dengan tidak adanya konsentrasi, materi yang masuk dalam fikiran mempengaruhi kecenderungan berkesan, tetapi tidak cukup kuat untuk membuat kesan yang tahan lama atau abadi dalam hidup. Setiap orang mempunyai pengalaman membaca suatu halaman, kata demi kata, tanpa menangkap kesan yang paling kabur pun tentang apa yang dibaca. Keadaan tersebut seringkali disebabkan kekurangan konsentrasi dan hal ini menggambarkan pentingnya faktor konsentrasi.
  4. Organisasi
    Perbedaan belajar dengan hubungan mungkin hanyalah perbedaan analisa antara cara penerimaan dan pengaturan fakta-fakta dan ide-ide dalam pikiran siswa, barangkali tidak lebih daripada persoalan organisasi. Karena itu tujuan masa pendidikan adalah membantu siswa untuk membantu siswa untuk menghubungkan informasi-informasi dan prosedur pengembangan menjadi keseluruhan yang berarti dan logis.
    Sejumlah fakta yang telah disajikan dengan baik, tujuannnya dapat dilihat dengan jelas, adalah lebih baik daripada suatu data yang bertebaran yang berpusat di dalam suatu kekacauan pendidikan yang tidak terorganisir. Organisasi mengubah materi belajar yang masih mentah menjadi suatu approach yang konstruktif untuk mencapai tujuan pendidikan.

b.    Faktor External, yaitu faktor dari luar diri individu seperti:

  1. Lingkungan  Keluarga
    Keluarga sebagai lembaga pendidikan hanya terdiri dari orang tua yang akan bertindak sebagai pendidik. Dalam hubungan dengan pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama, berlangsung secara wajar dan informal serta melalui media permainan. Orang tua sebagai pendidik betul-betul merupakan peletak dasar kepribadian anak. Dasar kepribadian tersebut akan bermanfaat atau berperan terhadap pengaruh atau pengalaman-pengalaman selanjutnya yang datang kemudian.
  2. Lingkungan Sekolah
    Lingkungan sekolah terdiri dari lingkungan fisik dan lingkungan non fisik. Lingkungan fisik adalah bangunan atau gedung, kelengkapan alat-alat mengajar. Lingkungan non fisik misalnya: linngkungan guru dengan guru, hubungan guru dengan murid, hubungan guru dengan kepala sekolah. Lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian, karena dapat mempengaruhi Proses Belajar Mengajar. Dalam hal ini di usahakan agar lokasi sekolah tidak terlalu berdekatan dengan gedung bioskop, tempat hiburan lainnya, terhindar dari kebisingan dan lain-lain.
  3. Kurikulum
    Kurikulum juga sangat berpengaruh terhadap Proses Belajar Mengajar. Kurikulum yang baik adalah yang memenuhi beberapa kriteria diantaranya: tujuan yang harus dicapai oleh kurikulum itu telah dirumuskan dengan jelas, materinya realistis dan mempunyai tahapan-tahapan tertentu berdasarkan seleksi. Sehingga sesuai sasaran yang hendak dicapai, baik dari segi kemampuan siswa maupun dengan sasaran yang ada.
  4. Sarana
    Sarana belajar yang lengkap sangat penting untuk membantu kesulitan belajar siswa, buku mata pelajaran yang wajib dipunyai siswa sebagai pegangan dan buku pembahasannya minimal harus ada atau dipunyai. Mengingat banyak sekali soal latihan dan kadang-kadang siswa menemukan soal yang sulit dipahami karena kurang memahami penjelasan pada buku paket. Sedangkan guru di sekolah terbatas pada waktu mengajar. Ada baiknya sebagai tambahan diberikan les privat atau lainnya.
  5. Strategi
    Strategi belajar mengajar itu perlu di perhatikan, karena sangat besar pengaruhnya kepada siswa. Seorang guru yang baik biasanya akan memperhatikan tujuan mengajar,  materi yang akan diberikan, juga karakteristik siswa dan juga sarana yang ada. Sehingga guru dapat memutuskan metode yang tepat dalam mengajar.

 

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel: 
Berbagai sumber 
Gambar:
Dokumen pribadi