--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Pengertian Disiplin

Kali ini Trigonal Media akan membahas tentang pengertian disiplin, fungsi disiplin, dan jenis-jenis disiplin. Simak uraiannya berikut ini.

disiplin

Pengertian disiplin menurut para ahli

Istilah disiplin berasal dari bahasa Latin “Disciplina” yang menunjuk kepada kegiatan belajar dan mengajar. Istilah tersebut sangat dekat dengan istilah dalam bahasa Inggris “Disciple” yang berarti mengikuti orang untuk belajar di bawah pengawasan seorang pemimpin. Dalam kegiatan belajar tersebut, bawahan dilatih untuk patuh dan taat pada peraturan-peraturan, yang dibuat oleh pemimpin. Istilah bahasa Inggris lainnya,  yakni dicipline, berarti: tertib, taat, atau mengendalikan tingkah laku, penguasaan diri, kendali diri, latihan membentuk, meluruskan, atau menyempurnakan sesuatu, sebagai kemampuan mental atau karakter moral. Hukuman yang diberikan untuk melatih atau memperbaiki, kumpulan atau sistem peraturan-peraturan bagi tingkah laku (MacMillan Dictionary, 1979:289).

Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oelh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Istilah tata tertib berarti perangkat peraturan yang berlaku untuk menciptakan kondisi yang tertib dan teratur.

Soegeng Prijodarminto (1994:23), memberi arti atau pengenalan dari keteladanan lingkungannya:

Disiplin sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan niali-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau ketertiban. Nilai-nilai tersebut telah menjadi bagian perilaku dalam kehidupannya. Perilaku itu tercipta melalui proses binaan melalui keluarga, pendidikan dan pengalaman.

Berdasarkan pendapat itu, kita memahami bahwa disiplin merupakan sesuatu yang menyatu di dalam diri seseorang. Bahkan, disiplin itu sesuatu yang menjadi bagian dalam hidup seseorang, yang muncul dalam pola tingkah lakunya sehari-hari. Disiplin terjadi dan terbentuk sebagai hasil dan dampak proses pembinaan cukup panjang yang dilakukan sejak dari dalam keluarga dan berlanjut dalam pendidikan di sekolah. Keluarga dan sekolah menjadi tempat penting bagi pengembangan disiplin seseorang.

Tim Kelompok Kerja Gerakan Disiplin Nasional 1995, merumuskan pengertian disiplin (GDN, 1996:29 – 30) sebagai berikut.

Disiplin sebagai ketaatan terhadap peraturan dan norma kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara yang berlaku, yang dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin, sehingga timbal rasa malu terkena sanksi dna rassa takut terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku tersebut diikuti berdasarkan dan keyakinan bahwa hal itulah yang benar, dan keinsafan bahwa hal itu bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Pada sisi lain, disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi maupun sebagai kelompok masyarakat. Oleh sebab itu, disiplin di sini berarti hukuman atau sanksi yang berbobot mengatur dan mengendalikan perilaku.

Rumusan tersebut menekankan disiplin sebagai alat dan sarana untuk membentuk, mengendalikan dan menciptakan pola perilaku seseorang sebagai pribadi yang berada dalam satu lingkungan atau kelompok tertentu. Disiplin muncul terutama karena adanya kesadaran batin dan iman kepercayaan bahwa yang dilakukan itu baik dan bermanfaat bagi diri dan lingkungan.

Maman Rachman (1999:168), mengartikan:

disiplin sebagai upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya.

Bohar Soeharto (1996:8–11) menyebutkan tiga hal mengenai disiplin, yakni disiplin sebagai latihan, disiplin sebagai hukuman, dan disiplin sebagai alat pendidikan.

  1. Disiplin sebagai latihan untuk menuruti kemauan seseorang. Jika dikatakan “melatih untuk menurut” berarti jika seseorang memberi perintah, orang lain akan menuruti perintah itu.
  2. Disiplin sebagai hukuman. Bila seseorang berbuat salah, harus dihukum. Hukuman itu sebagai upaya mengeluarkan yang jelek dari dalam diri orang itu sehingga menjadi baik.
  3. Disiplin sebagai alat untuk mendidik. Seorang anak memiliki potensi untuk berkembang melalui interaksi dengan lingkungan untuk mencapai tujuan realisasi dirinya.
    Dalam interaksi tersebut anak belajar tentang nilai-nilai sesuatu. Proses belajar dengan lingkungan yang di dalamnya terdapat nilai-nilai tertentu telah membawa pengaruh dan perubahan perilakunya. Perilaku ini berubah tertuju pada arah yang sudah ditentukan oleh nilai-nilai yang dipelajari. Jadi, fungsi belajar adalah mempengaruhi dan mengubah perilaku seorang anak. Semua perilaku merupakan hasil sebuah proses belajar.

Berdasarkan rumusan dan pendapat tersebut, penulis merumuskan disiplin sebagai berikut:

  • Mengikuti dan menaati peraturan,  nilai,  dan hukum yang berlaku.
  • Pengikutan dan ketaatan tersebut terutama muncul karena adanya kesadaran diri bahwa hal itu berguna bagi kebaikan dan keberhasilan dirinya. Dapat juga muncul karena rasa takut, tekanan, paksaan dan dorongan dari luar dirinya.
  • Sebagai alat pendidikan untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan nilai-nilai yang ditentukan atau diajarkan.
  • Hukuman yang diberikan bagi yang melanggar ketentuan yang berlaku, dalam rangka mendidik, melatih, mengendalikan dan memperbaiki tingkah laku.
  • Peraturan-peraturan yang berlaku sebagai pedoman dan ukuran perilaku.

Disiplin dapat terbentuk dan terwujud oleh empat kekuatan, yakni:

  1. mengikuti dan menaati aturan,
  2. adanya kesadaran diri,
  3. hasil proses pendidikan, dan
  4. hukuman dalam rangka pendidikan.

Masalah disiplin merupakan sesuatu yang perlu mendapatkan perhatian yang sungguh-sungguh dari semua pihak. Sukar bagi suatu sekolah untuk berhasil dengan baik manakala tidak dilandasi dengan penegakan disiplin dari pihak yang ada di dalamnya. Seperti yang dikemukakan oleh N.A. Amatembun (1981:9) disiplin adalah

untuk keadaan tertib dimana guru dan murid-murid yang tergabung dalam suatu kelas tunduk kepada suatu peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan dengan senang hati.

Fungsi disiplin

  1. Menata kehidupan bersama
    Manusia adalah mahluk unik yang memiliki ciri, sifat, kepribadian, latar belakang dan pola fikir yang berbeda-beda. Selain sebagai satu individu juga sebagai mahluk sosial, selalu terkait dan berhubungan dengan orang lain. Jadi, fungsi disiplin adalah mengatur tata kehidupan manusia, dalam kelompok tertentu atau dalam masyarakat. Dengan begitu hubungan antara individu satu dengan yang lain menjadi lancar.
  2. Membangun kepribadian
    Lingkungan yang berdisiplin baik sangat berpengaruh terhadap kepribadian seseorang. Apalagi seorang siswa yang sedang tumbuh kepribadiannya, tentu lingkungan sekolah yang tertib, teratur, tenang, tentram, sangat berperan dalam membangun kepribadian yang baik.
  3. Melatih Kepribadian
    Sikap, perilaku, dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin tidak terbentuk serta merta dalam waktu singkat. Namun terbentuk melalui satu proses yang membutuhkan waktu panjang. Salah satu proses untuk membentuk kepribadian tesebut dilakukan melalui latihan.
  4. Hukuman
    Ancaman atau Sanksi hukuman sangat penting karena dapat memberi dorongan dan kekuatan bagi siswa untuk mentaati dan mematuhinya. Tanpa ancaman hukuman-Sanksi, dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat diperlemah.
  5. Menciptakan Lingkungan Kondusif
    Sekolah sebagai ruang lingkup pendidikan perlu menjamin terselenggaranya proses pendidikan yang baik. Kondisi yang baik bagi proses tersebut adalah kondisi aman, tentram, tenang, tertib dan teatur, saling menghargai, dan hubungan pergaulan yang baik.

Jenis-jenis disiplin

  1. Disiplin otoritarian
    Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan mentaati peraturan yang telah disusun. Apabila gagal mematuhi dan mentaati peraturan yang berlaku akan menerima Sanksi atau hukuman berat. Sebaliknya, bila berhasil memenuhi peraturan, kurang mendapat penghargaan atau hal itu sudah dianggap sebagai kewajiban. Jadi tidak perlu mendapat penghargaan lagi.
  2. Disiplin Permisif
    Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai dengan keputusaan yang diambil. Seseorang yang berbuat sesuatu ternyata membawa akibat melanggar norma atau aturan yang berlaku, tidak diberi Sanksi atau hukuman. Dampak teknik permisif ini berupa kebingungan dan kebimbangan. Penyebabnya karena tidak tahu mana yang tidak dilarang dan mana yang dilarang. Atau bahkan menjadi takut,  cemas,  dan agresif serta liar dan tidak terkendali.
  3. Disiplin Demokratis
    Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan memberikan penjelasan, diskusi,  dan penalaran untuk membantu anak memahami mangapa di harapkan mematuhi dan mentaati peraturan yang ada. Teknik ini menekankan aspek edukatif bukan sapek hukuman. Sanksi atau hukuman dapat diberikan kepada yang menolak atau melanggar tata tertib. Hukuman di maksud sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan mendidik.

 

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda ingin mengetahui lebih jauh tentang pembahasan ini, silakan baca buku atau sumber informasi yang ada di bagian referensi. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel: 
Berbagai sumber 
Gambar:
Dokumen pribadi