--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Keterampilan Motorik Halus Bayi

Keterampilan motorik halus bayi atau fine motor skill adalah keterampilan bayi yang didukung oleh otot-otot kecil yang berada di seluruh tubuh untuk membantunya untuk melakukan gerakan sederhana, seperti memegang dan menyentuh. Berikut ini adalah beberapa informasi penting yang berhasil Trigonal Media sarikan dari berbagai sumber.

Keterampilan Motorik Halus Bayi

Bayi hadir ke dunia ini telah dilengkapi dengan berbagai anugerah penting untuk menunjang kemampuan fisiknya. Akan tetapi, pada saat baru dilahirkan bayi masih mengalami kesulitan dalam mengontrol keterampilan motorik halusnya.

Kita semua mengetahui bahwa bayi yang baru lahir tidak bisa menggenggam objek yang ada di hadapan atau yang diberikan kepada mereka. Kemampuan bayi untuk bisa menggenggam objek akan mulai terlihat pada usia sekitar 4 sampai 5 bulan dan akan terus berkembang sampai usianya sekitar 2 tahun.

Berikut ini beberapa fakta penting yang harus diperhatikan dalam menilik keterampilan motorik halus pada bayi:

1. Perkembangan sensor

Sedari lahir, bayi telah dianugerahi berbagai perangkat untuk mengumpulkan informasi dari lingkungannya. Perangkat untuk menangkap dan memroses informasi ini disebut dengan nama indra atau sistem sensorik. Idealnya terdapat 5 buah indra pada setiap manusia, yaitu penglihatan, pendengaran, peraba, pengecap, dan penciuman, karena itulah kumpulan indra ini sering juga dinamakan panca indra.

Tanpa adanya perangkat sensorik tersebut, maka bayi tidak akan merasakan berbagai rangsang dari lingkungannya dan kemudian tidak akan bisa merespons rangsangan tersebut. Hal ini tentu saja tidak baik, bagi perkembangan fisik dan psikis bayi tersebut.

Untuk itulah, setiap orang tua harus peka terhadap perkembangan panca indra sang buah hati. Pendeteksian sedini mungkin setiap penyimpangan panca indra, akan semakin memperbesar kemungkinan kelainan tersebut bisa disembuhkan.

2. Pengecap

Bayi yang baru lahir telah dilengkapi dengan indra pengecap. Hal ini terbukti dalam suatu percobaan yang dilakukan oleh Mistretta & Bradley (1985), bahwa bayi akan menghisap dot yang berisi air gula lebih kuat dan cepat, jika dibandingkan dengan dot yang berisi air putih biasa.

Bahkan penelitian yang dilakukan oleh Rosenstein & Oster (1988) membuktikan bahwa bayi yang baru lahir bisa membedakan semua rasa, baik itu pahit, asam, manis, dan asin.

3. Pencium

Reaksi bayi yang baru lahir terhadap bau yang menyengat membuktikan bahwa bayi tersebut telah memiliki indra penciuman yang baik. Santrock (1995) melakukan penelitian terhadap daya penciuman bayi dan menyimpulkan beberapa hal berikut ini:

  • Bayi berusia 1 minggu akan meringis dan memalingkan muka ketika mencium bau cuka dan amoniak.
  • Bayi yang baru lahir dapat menemukan bau payudara ibu mereka.
  • Bayi yang terbiasa meminum ASI, pada usia 2 hari tidak akan merespons bau kain penutup payudara ibunya, tetapi pada usia 6 hari mereka akan aktif merespons kain penutup tersebut.

4. Pendengaran

Bayi yang baru saja dilahirkan sudah dapat mendengar walaupun masih samar-samar. Seiring waktu, kemampuan mendengar bayi akan semakin baik layaknya orang dewasa.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Brody, Zelazo, & Chaika (1984), bahwa bayi yang berusia 3 hari dapat membedakan antara suara ucapan baru dan suara ucapan yang telah dia dengar sebelumnya.

Respons bayi terhadap suara dari orang-orang di sekitarnya, terutama orang tua, sangatlah penting untuk mempererat hubungan kasih sayang antara bayi dan orang tuanya.

5. Penglihatan

Hasil penelitian terhadap penglihatan bayi yang baru lahir oleh Fantz (1963) telah berhasil memberikan 2 buah kesimpulan penting, yaitu:

  1. Bayi yang baru lahir memiliki kemampuan untuk membedakan visual dengan baik.
  2. Bayi yang baru lahir memberikan respons secara selektif berbagai rangsangan visual. Contohnya bayi lebih senang melihat pola atau bentuk dibandingkan dengan melihat warna.

Akan tetapi perlu diingat, bahwa kemampuan bayi untuk mendeteksi bagian-bagian secara terpisah dari target penglihatan belum berkembang dengan baik. Pada usia 6 bulan sampai dengan 1 tahun, penglihatan bayi akan mendekati ketajaman penglihatan orang dewasa.

6. Peraba

Sistem saraf bayi yang baru dilahirkan belum begitu berkembang, begitu juga bagian saraf perabanya. Tetapi walaupun belum sempurna, sistem saraf ini masih bisa diandalkan untuk merasakan sentuhan yang cukup keras, seperti tepukan di bagian telapak kaki bayi.

7. Perkembangan otak

Otak bayi yang baru lahir akan terus berkembang secara cepat dan drastis hingga dia mencapai usia sekitar 2 tahun. Menurut Myer (1996) dan Zigler & Stevenson (1993), berat otak bayu baru lahir adalah 25% dari berat otak orang dewasa dan pada usia 2 tahun, berat otak bayi sudah mencapai 75% dari berat otak manusia dewasa.

 

Itulah penjelasan mengenai keterampilan motorik halus pada bayi yang berhasil Trigonal Media rangkumkan. Jika Anda memiliki saran, koreksi, pertanyaan, atau tambahan, jangan sungkan untuk menuliskannya di kolom komentar. Terima kasih.

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Mohon konsultasikan dengan tenaga ahli sebelum menggunakan informasi dari artikel ini. Kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul akibat dari pemakaian informasi ini. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya Tuhan selalu melimpahkan kebaikan kepada Trigonal Media sekeluarga. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel: 
Berbagai sumber 
Gambar:
Dokumen pribadi