--> Skip to main content
Trigonal Translator: Penerjemah Bahasa Inggris ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Sunda

Ciri-Ciri Anak Berbakat Menurut Para Ahli

Menurut pakar psikologi pendidikan, Prof. Dr. S.C. Utami Munandar, anak berbakat berbeda dengan anak pintar. Bakat berarti punya potensi, sedangkan pintar bisa didapat dari tekun mempelajari sesuatu. Meski seorang anak itu tekun namun tak berpotensi, maka anak tersebut tidak akan bisa optimal seperti halnya anak berbakat. Guru besar tetap Fakultas Psikologi UI pun menambahkan: "Kalau anak tak berbakat musikal, misalnya. Biar dikursuskan musik sehebat apa pun, ya, kemampuannya sebegitu-begitu saja. Tak akan berkembang. Sebaliknya, jika anak berbakat tapi lingkungannya tak menunjang, ia pun tak akan berkembang. Soal bakat musik tadi, misalnya. Jika di rumah tak ada alat-alat musik, bakatnya akan terpendam."

Ciri-Ciri Anak Berbakat Menurut Para Ahli

Secara umum, bakat anak berkaitan dengan kerja belahan otak kiri dan kanan. Belahan otak kanan berhubungan dengan kreativitas, imajinasi, intuisi. Sedangkan belahan yang kiri untuk kecerdasan. Nah, anak berbakat umumnya menunjukkan IQ di atas rata-rata, yaitu minimal 130.

Tapi IQ bukan satu-satunya yang menentukan seorang anak disebut berbakat atau tidak. Masih ada faktor lain lagi, yaitu CQ atau kreativitas, yang juga harus di atas rata-rata, minimal 250.

Ciri-Ciri Anak Berbakat

Ciri-ciri anak berbakat adalah sebagai berikut:

  1. Anak menunjukkan ketrampilan motorik lebih cepat dari anak pada umumnya.
    Jika anak bisa berjalan, makan sendiri tanpa dibantu orang lain, lebih awal dibanding anak-anak seusianya.
  2. Anak menunjukkan penguasaan bahasa yang secara kuantitatif terlihat lebih dibanding anak sebayanya.
    Si anak lebih ceriwis, punya minat besar pada gambar dan buku.
  3. Anak memiliki waktu tidur yang relatif lebih pendek dengan masa aktif lebih lama dari anak lainnya.
    Si anak lebih suka bermain daripada tidur.
  4. Punya inisiatif untuk mencoba suatu mainan, menggunakan obyek, mainan maupun warna dalam imajinasinya.
    Anak yang berbakat biasanya suka berkhayal dan bermain dengan mainan apa saja yang didapatkannya.
  5. Anak lebih cepat mengeluarkan suara, lebih cepat berbicara, tersenyum pada orang lain, penggunaan bahasa dengan cara bermakna, banyak bertanya, dapat menirukan kata-kata dengan lancar.
    Ketika anak berbakat dalam bidang komunikasi, maka dia akan menonjol dalam bidang verbal dan pandai berbicara.

Komponen Penting Dalam Mendidik Anak Berbakat

Berikut ini adalah beberapa komponen penting dalam mendidik anak berbakat yaitu:

1. Setiap orang tua mengharapkan anaknya kelak bisa menjadi orang yang sukses. Banyak cara dan jalan yang ditempuh orang tua untuk mencapai tujuannya. Menurut Hafi (1993):

keluarga (rumah tangga) merupakan keluarga yang pertama kali sekali ditemui oleh anak dalam kehidupannya dan juga merupakan lingkungan utama, dengan demikian keluarga mempunyai peranan penting dalam memberikan dasar-dasar pendidikan.

Perkembangan zaman yang semakin modern memberikan pengaruh terhadap tatanan sosial masyarakat di mana hampir setiap orang, khususnya dalam sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak merasakan pengaruh dan dampak dari perkembangan zaman itu. Orang tua dengan sejuta kesibukan terkadang lupa akan tugasnya untuk mendidik anak, mengarahkan anak ke jalan yang benar, dan tepat untuk masa depannya.

Semakin meningkatnya aktivitas orang tua, mengurangi pula perhatiannya terhadap anak. Di mana sebagian besar orang tua memandang bahwa kebutuhan anak adalah terpenuhinya kebutuhan hidup dan sekolah, tanpa memedulikan perhatian dan kasih sayang yang mendalam. Di samping itu banyak cara mendidik mengikuti pola pengalaman yang dialaminya sendiri dengan kemungkinan hasil didikan yang sama diterapkan pada jaman yang berbeda. Sehingga hal ini memberikan dampak yang berbeda pula terhadap anaknya.

2. Menurut Usman (2002) Kondisi sosial masyarakat akan berpengaruh terhadap perkembangan anak. Anak yang hidup dalam lingkungan yang rusak, besar kemungkinan akan tumbuh mentalitas yang rusak pula, dan lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa lingkungan sekolah merupakan tempat interaksi bagi anak, berinteraksi dengan sarana dan prasarana/fasilitas. Di samping berinteraksi dengan sarana dan prasarana anak juga saling berinteraksi dengan lingkungan sosial, seperti hubungan dengan teman, hubungan dengan guru, hubungan dengan masyarakat yang ada di sekolah.

Hubungan dan interaksi yang terjadi di lingkungan sekolah akan memberikan dampak dan pengaruh tersendiri bagi siswa. Hal ini mulai mentalitas, sikap, perilaku yang dimiliki siswa yang pada akhirnya akan mempengaruhi pula prestasi belajarnya.

Hubungan antara siswa dengan guru, merupakan suatu hubungan antara anak didik dan pendidik, suatu hubungan yang dibentuk oleh guru dan siswa ini seharusnya merupakan suatu hubungan yang terbentuk guna mencapai tujuan dari pendidikan, seperti hubungan belajar yang positif, di mana anak berinteraksi untuk menumbuhkan minat belajarnya dan menumbuhkan bakat sang anak terhadap bidang tertentu.

Di samping itu, hubungan yang tercipta merupakan hubungan untuk peningkatan daya nalar, kognitif, afektif dan psikomotorik antara lingkungan sekolah dengan sarana dan prasarananya terhadap pengembangan potensi anak.

3. Interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak serta dengan lingkungan sekolah merupakan suatu interaksi satu kesatuan. Dari ketiga lingkungan bermain, belajar anak-anak, di mana seorang anak yang berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu fasilitas sekolah ataupun guru merupakan suatu kondisi di mana tumbuhnya keinginan untuk melakukan suatu kegiatan.

Kegiatan yang dilakukan oleh anak tumbuh dengan adanya minat ataupun keinginan anak itu untuk melakukannya, tapi hal itu juga tidak terlepas dari peranan orang tua untuk memberikan pengertian, penjelasan, kepada anak untuk berinteraksi, beraktivitas di lingkungan keluarga dan sekolah. Sebagai lingkungan primer orang tua adalah tokoh yang dominan yang akan ditiru anak dalam membentuk kebiasaan-kebiasaan hidupnya (Nawawi, dalam Hastati, 2005:23)

Suatu hubungan atau interaksi yang seharusnya saling mendukung antara orang tua sebagai lingkungan pertama yang dihadapi oleh anak dan lingkungan sekolah sebagai tempat belajar bagi anak, sebagai tempat pengembangan potensi, kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.


Itulah penjelasan mengenai ciri anak yang berbakat yang berhasil Trigonal Media rangkumkan.

Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Mohon konsultasikan dengan tenaga ahli sebelum menggunakan informasi dari artikel ini. Kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian yang timbul akibat dari pemakaian informasi ini. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya Tuhan selalu melimpahkan kebaikan kepada Trigonal Media sekeluarga. Terima kasih.

REFERENSI
Artikel: 
Berbagai sumber 
Gambar:
Canva.com