Sejarah Pembentukan Paskibra Kabupaten Majalengka
Pembentukan Paskibra kabupaten Majalengka dilatarbelakangi keinginan untuk menyebarluaskan sikap seorang Pandu Ibu Pertiwi yang berjiwa Pancasila di kalangan pelajar sekolah menengah di kabupaten Majalengka.
Keinginan ini pertama kali muncul dari pemikiran salah seorang putra daerah kabupaten Majalengka yang bernama Irwan setelah terpilih sebagai utusan kabupaten Majalengka ke Paskibra tingkat provinsi Jawa Barat, pada tahun 1982.
Pada awalnya Paskibra belum begitu di kenal di kabupaten Majalengka. Kegiatannya hanya difokuskan untuk pembinaan pasukan yang akan bertugas dalam pengibaran bendera pusaka pada upacara peringatan kemerdekaan Indonesia saja. Keberadaannya pun tidak berkembang pun tidak berkembang karena keanggotaannya didominasi oleh satu SMA yang digilir setiap tahun, itu pun dari SMA yang berdomisili di sekitar ibukota kabupaten saja. Pasukan tersebut beranggotakan 70 orang yang semuanya merupakan siswa. Pembinaannya pun masih dilakukan sepenuhnya oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan tidak diasramakan. Sistem upacaranya juga masih menggunakan Tata Upacara Militer (TUM) dengan pembentang berada di tengah.
Setelah masa pembinaan dan tugas berhasil dilakukan, maka selesai pulalah peranan dan kebersamaan para anggota Paskibra tersebut. Keadaan yang monoton seperti itu membuat hampir tak ada kesan yang dirasakan. Para mantan anggota Paskibra pun tidak terhimpun sehingga peran dan kebersamaan mereka tidak terjalin.
Sekolah yang tidak pernah ditugaskan pun merasa dianaktirikan, tidak dipercaya, dan tidak dibutuhkan untuk mengemban tugas mulia sebagai pengibar bendera pusaka.
Keadaan inilah yang menjadi latar belakang pemikiran Kang Irwan untuk membentuk pasukan pengibar bendera yang anggotanya terdiri dari para siswa dari berbagai sekolah. Kemudian menyatukan para senior Paskibra bersama dengan TNI untuk melatih pasukan tersebut.
Pada tahun 1990, mulailah dirintis kepengurusan Paskibra dan Purna Paskibra Indonesia (PPI) kabupaten Majalengka, dengan Kang Irwan sebagai ketuanya. Tugas pokok organisasi ini adalah membina Paskibra di setiap sekolah yang kemudian dipersiapkan untuk menjadi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka.
Kang Irwan bersama rekan-rekan berusaha untuk memperkenalkan Paskibra ke setiap sekolah menengah atas di kabupaten Majalengka. Perjuangan tersebut tidak sia-sia, sehingga pada tahun 1991 anggota Paskibra tidak hanya didominasi satu sekolah lagi, melainkan gabungan dari beberapa sekolah. Pasukan 45 (pengawal) diambil alih oleh TNI, sedangkan pasukan 17 (pemandu) dan pasukan 8 (inti) sudah dapat diasramakan.
Kemudian pada tahun 1992, terjadi peralihan jabatan ketua PPI Kabupaten Majalengka dari Kang Irwan ke Kang Kurdiman. Kepengurusan ini diperkuat dengan surat keputusan dari bupati Majalengka, H. Adam Hidayat, SH., dengan nomor 66.67/IV/1992.
Di bawah pimpinan Kang Kurdiman, Paskibra kabupaten Majalengka semakin berkembang. Formasi pengibaran selalu berubah setiap tahun. Pembinaan Paskibra SMA semakin diperluas dan materi pembinaan tidak hanya fokus pada fisik serta teknis baris-berbaris tetapi merambah pendidikan mental dan pembentukan kepribadian generasi muda. Para pelopor Paskibra Majalengka tersebut antara lain:
- Kang Heri Wahyum
- Kang Yadi Kusmayadi
- Kang Didi
- Kang Yudi
- Teh Intan
- Kang Tatang Sutarma
- Kang Asep Dian
Dua nama terakhir adalah pelopor penyebaran Paskibra ke tingkat sekolah menengah pertama (SMP).
Tidak sampai di situ, melalui SK Nomor 1617/GM/1994 dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Majalengka tanggal 22 Agustus 1994 tentang pembentukan organisasi Paskibra kabupaten Majalengka yang terdiri dari beberapa Paskibra sekolah. Pada saat itu, ketua pertamanya adalah Kang Dede Irfan siswa SMA Negeri I Majalengka.
Pada tahun itu pula, terjadi perubahan sistem upacara dari TUM menjadi TUS (Tata Upacara Sekolah) dengan pembentang berada di kanan dan berhasil diselenggarakannya Pusdiklatsar pertama.
Tahun 1998, jabatan ketua PPI kabupaten Majalengka beralih ke tangan Kang Heri Wahyum sebagai PYMT (Pejabat Yang Melaksanakan Tugas), beliau melanjutkan tampuk kepemimpinan sampai diselenggarakannya Musyawarah Daerah (Musda) PPI pada tahun 1999.
Musda PPI 1999 berhasil diselenggarakan dengan baik dan mengembankan posisi ketua kepada Kang Yugi Gunawan dengan jajaran pengurus sebagai berikut:
- Kang Rahmat Saleh
- Kang Dhany Eka Rahadian
- Kang Didin Nurayadin
- Kang Yayat K. Hidayat
- Kang Asep Andi Sunandar
- Kang Tatang Sutarma
- Kang Deky Gozini
Masa kepemimpinan Kang Yugi berjalan dengan baik, berbagai pembinaan ditingkatkan, pelatihan tingkat provinsi dan nasional diikuti, diadakan Lomba Baris Berbaris Indah (LBBI) tingkat Kabupaten hingga tingkat Wilayah III Cirebon.
Selanjutnya Kang Rahmat Saleh, S.Pd., M.Pd., terpilih menjadi ketua PPI dalam Musda PPI tanggal 4 Maret 2007. Berbagai perbaikan dan pengembangan, terutama kurikulum pembinaan baru, merupakan prioritas Kang Rahmat beserta jajaran pengurusnya.
Artikel ini dibuat hanya untuk informasi semata. Jika Anda merasa terbantu oleh artikel ini, mohon keikhlasannya untuk mendoakan supaya kebaikan selalu menyertai Bang Fuji sekeluarga. Terima kasih.
REFERENSI
Artikel:
Berbagai sumber
Gambar:
Dokumen pribadi Trigonal Media